7 Kecamatan di Bone Terendam Banjir, Warga Berharap Pemerintah Segera Hadirkan Solusi Jangka Panjang
Bencana banjir kembali melanda Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Sedikitnya tujuh kecamatan di wilayah ini terendam air akibat hujan deras yang mengguyur beberapa hari terakhir. Banjir tahunan ini bukan hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga menimbulkan kerugian material dan menambah kekhawatiran masyarakat yang setiap tahun harus berjibaku dengan luapan air.
Wilayah Terdampak dan Kondisi Terbaru
Kecamatan yang terdampak banjir meliputi Cina, Barebbo, Sibulue, Ajangale, Tellu Siattinge, Tanete Riattang Timur, dan Dua Boccoe. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 sentimeter hingga lebih dari satu meter di sejumlah titik. Beberapa rumah warga terendam hingga ke dalam rumah, jalan penghubung antardesa terputus, dan lahan pertanian terendam air, mengancam gagal panen.
“Setiap tahun kami mengalami banjir seperti ini. Sudah jadi langganan. Yang kami harapkan ada solusi nyata, bukan hanya bantuan saat banjir datang,” keluh Abdul Rahman, warga Desa Laponrong, Kecamatan Sibulue.
Aktivitas Warga Lumpuh, Infrastruktur Terganggu
Banjir yang meluas menyebabkan aktivitas ekonomi warga terganggu. Pasar-pasar tradisional sepi, sebagian sekolah terpaksa diliburkan, dan warga harus menggunakan perahu rakitan untuk beraktivitas di sekitar rumah. Infrastruktur seperti jembatan kecil dan saluran drainase banyak yang rusak atau tersumbat sehingga memperparah genangan.

Baca juga: Sosok Slamet Soebijanto Purn TNI Ancam MPR Jika Pemakzulan Gibran Batal, Karier Moncer
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone terus melakukan pemantauan dan penyaluran bantuan darurat berupa makanan siap saji, air bersih, dan perlengkapan kesehatan. Namun, warga berharap ada langkah konkret untuk mencegah banjir berulang ini.
Harapan Akan Solusi Jangka Panjang
Warga mendesak pemerintah daerah dan pusat untuk tidak hanya fokus pada penanganan saat bencana terjadi, tetapi segera merumuskan program solusi jangka panjang. Beberapa di antaranya seperti normalisasi sungai, pembangunan tanggul, pelebaran drainase, hingga pengelolaan tata ruang yang lebih baik agar daerah rawan banjir dapat diminimalkan risikonya.
“Kami ingin ada proyek normalisasi sungai besar-besaran. Jangan biarkan kami begini terus setiap tahun,” ujar Sitti Aminah, warga Ajangale.
Upaya Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Bone melalui BPBD dan dinas terkait telah menyusun rencana mitigasi bencana banjir yang akan dikolaborasikan dengan pemerintah provinsi dan pusat. Bupati Bone dalam keterangannya menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan pembangunan infrastruktur pengendali banjir dalam perencanaan tahun anggaran mendatang.
“Kami sudah mengusulkan pembangunan tanggul dan normalisasi beberapa titik sungai ke pemerintah pusat. Kami memahami betul penderitaan warga dan ini menjadi prioritas kami,” tegas Bupati Bone.