, , ,

Kronologi Remaja 16 Tahun di Bone Tega Kubur Anak Hasil Hubungan Gelapnya dengan Pacar

oleh -31 Dilihat

Tragis di Bone: Remaja 16 Tahun Kubur Bayi Hasil Hubungan Gelap, Polisi Ungkap Kronologi Lengkap

Bone, Sulawesi Selatan – Warga di salah satu desa di Kabupaten Bone digemparkan oleh temuan jasad bayi yang dikubur secara diam-diam di belakang rumah warga. Setelah diselidiki, pelaku ternyata adalah seorang remaja perempuan berusia 16 tahun, yang diketahui nekat mengubur bayi yang baru dilahirkannya—hasil hubungan gelap dengan sang pacar.

Kasus ini langsung menyita perhatian masyarakat dan menjadi perbincangan hangat karena melibatkan anak di bawah umur, serta membuka mata banyak pihak soal kurangnya edukasi seksual dan pengawasan remaja di lingkungan sosial.

Kronologi Kejadian: Berawal dari Rasa Panik dan Takut

Kapolres Bone mengungkap bahwa peristiwa bermula saat pelaku, sebut saja “Bunga” (bukan nama sebenarnya), mengalami sakit perut hebat pada malam hari. Rupanya, Bunga tengah mengalami proses persalinan secara diam-diam di kamar rumahnya. Ia diketahui menyembunyikan kehamilannya dari keluarga dan tetangga, karena takut dimarahi dan merasa malu.

Setelah berhasil melahirkan seorang bayi berjenis kelamin laki-laki, Bunga diduga dalam kondisi panik dan putus asa. Dalam kondisi masih lemas pasca melahirkan, ia menggali lubang di belakang rumah dan mengubur bayi tersebut tanpa memberi tahu siapa pun.

Beberapa hari kemudian, warga mencurigai adanya bau tak sedap yang muncul dari area belakang rumah. Setelah dilakukan pengecekan bersama aparat desa, warga menemukan jasad bayi yang sudah dikubur dangkal.

Remaja
Remaja

Baca juga: Profil AKBP Bonifasius Rumbewas Kapolres Nunukan, 4 Anak Buahnya Ditangkap Kasus Narkoba

Polisi Bertindak Cepat, Remaja dan Pacar Diamankan

Setelah penyelidikan awal, pihak kepolisian berhasil mengidentifikasi Bunga sebagai ibu dari bayi tersebut. Ia kemudian diamankan untuk menjalani pemeriksaan psikologis dan medis. Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa bayi lahir dalam kondisi hidup, namun belum bisa dipastikan apakah meninggal karena faktor medis atau akibat tindakan penguburan.

Polisi juga telah mengamankan pacar Bunga, yang juga masih di bawah umur, untuk dimintai keterangan. Saat ini, kasus sedang ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bone, bekerja sama dengan pihak Dinas Sosial dan P2TP2A.

“Kami sangat prihatin dengan kasus ini. Fokus kami saat ini adalah penanganan yang menyeluruh—baik dari sisi hukum, psikologis, dan sosial,” ujar Kapolres Bone.

Refleksi Sosial: Kurangnya Pendidikan Seks dan Komunikasi Keluarga

Kasus ini membuka luka besar sekaligus menjadi peringatan penting bagi masyarakat tentang pentingnya pendidikan seksual dan komunikasi terbuka di lingkungan keluarga dan sekolah. Remaja yang kurang mendapat edukasi, pendampingan, dan ruang bicara, berpotensi besar menghadapi tekanan mental dan membuat keputusan fatal.

“Remaja butuh didengarkan, bukan sekadar diawasi. Kasus ini bukan hanya soal hukum, tapi juga soal krisis pendampingan,” kata salah satu aktivis perlindungan anak.

Kesimpulan

Kasus tragis di Bone menjadi tamparan keras bagi semua pihak—orang tua, sekolah, tokoh masyarakat, dan pemerintah—agar lebih peka terhadap kondisi psikologis dan sosial anak muda. Penanganan hukum harus tetap berjalan, namun pendekatan rehabilitatif dan edukatif sangat diperlukan demi menyelamatkan masa depan para remaja.

Karena satu nyawa telah hilang, jangan sampai masa depan generasi muda kita ikut terkubur karena abai dan diam.

Indosat

No More Posts Available.

No more pages to load.